Tuesday, August 31, 2010

Hikmah Malam Lailatul Qadar



"Sesunguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

(QS al-Qadr [97]: 1-5).

Saudaraku, begitu besar kasih sayang yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Lihattlah kita ,manusia, sebagai hamba-Nya dengan tabiat yang sering jatuh bangun dalam lumpur dosa. Namun Allah senantiasa mengasihi dengan memberi kita kemudahan-kemudahan untuk mensucikan diri dari karat-karat dosa dan kemaksiatan. Tak bisa dibayangkan, sebesar apa noda hitam kemaksiatan itu tergores dalam hati, apabila Allah tidak melimpahkan ampunan-Nya yang Maha Luas.





Ramadhan, merupakan salah satu sarana yang Allah berikan kepada kita memperoleh ampunan-Nya. Banyak sekali kelebihan-kelebihan yang Allah berikan kepada hamba_nya melalui Ramadhan ini, sehingga wajar kalau Rasulullah mengekspresikan keutamaannya dengan perkataan "Apabila umat ini tahu apa yang ada dalam Ramadhan, niscaya mereka akan mengharapkan hal itu selam satu tahun penuh."

(HR Tabrani).

Bahkan salah satu malam yang diselimuti keberkahan hanya terdapat pada salah satu malam di bulan Ramadhan. Betapa agungnya Ramadhan sehingga tak ada selainya yang mendapatkan malam mulia yang lebih baik dari seribu bulan. Rasulullah saw., bersabda, "Barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatul Qadr, niscaya diampuni dosa-dosanya yang sudah lewat. (HR Bukhari dan Muslim)


Banyak penjelasan Rasulullah saw yang sampai pada kita tentang keutamaan-keutamaan malam yang penuh berkah ini. Sebagai malam yang terbaik dan paling barakah diantara malam yang ada, didalamnya Allah telah menjanjikan pada hambanya yang ikhlas dan berharap untuk mendapatkan perlindungan-Nya di hari akhir, akan melipatgandakan sampai 1000 bulan untuk amal-amalan kebaikan yang dilakukan pada malam ini.

Banyak sekali hadist yang menerangkan bahwa kaum muslim hendaklah mencari lailatul qadar diantara tanggal ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan (HR Bukhari) atau tujuh malam terakhir bulan itu (HR Bukhari). Tampaknya bagi kita tidak menjadi persoalan kapan lailatul qadar itu didatangkan, tetapi yang penting adalah menjemput kedatangannya pada setiap waktu dan mempersiapkan diri untuk itu. Mungkin lebih baik jika kita pusatkan perhatian pada kesiapan mental, kejernihan hati, ketulusan jiwa, keadilan pikiran, kepenuhan iman kita, serta totalitas iman dan kepasrahan jiwa kita kepada Allah Azza Wa Jalla.

Karena itulah, Ramadhan dengan lailatul Qadar-Nya sebagai media yang bisa mengantarkan kita pada kesucian. Adalah sangat disunahkan bagi kita untuk berusaha memperolehnya dengan memperbanyak ibadah dan amalan-amalan yang baik. Rasulullah, suatu ketika mengatakan "Barang siapa beramal pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka terampunilah dosa-dosanya yang telah lalu". Tidak berlebihan memang, kalau Allah menamainya yang kebaikannya melebihi seribu bulan.

Tentu alangkah sombongnya manusia yang sangat membutuhkan pengampunan dari Allah atas perbuatan-perbuatan mereka yang banyak menyimpang, apabila mereka menyia-nyiakan kesempatan emas yang bersifat tak tentu akan mereka dapatkan di masa-masa yang akan datang. Siapa yang bisa menjamin bahwa usia kita akan sampai Ramadhan tahun-tahunyang akan datang. Oleh karena itu merupakan keharusan yang tidak bisa tidak bagi kita, untuk mengejarnya, sehingga janji-janji Allah yang telah ditaburkan itu benar-benar bisa kita dapatkan.

Berangkat dari sini, kita bisa menyikapinya dengan senatiasa mengoptimalkan ibadah kita di 10 malam terakhir dalam bulan yang penuh rahmat ini. Dengan begitu kita kita tidak khawatir akan terlepas dari malam lailatul qadar. Karena kita mencarinya hany pada malam-malm tertentu.

Kemudian setelah paparan diatas, kita sebagai hamba Allah yang benar-benar memahami kebenaran kekuasaannya sadar bahwa usaha kitadalam mencari lailatul qadar ini adalah untuk membuktikan dan merealisasikan penghambaan kita kepad Allah Swt, sehingga hal itu mengingatkan kita, seharusnya kita bersama-sama mendekatkan diri kapanpun dan dimanapun, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Semoga Allah Yang Maha Agung, memberi kesempatan kepada kita untuk mengecap, menikmati, dan melampaui malam lailatul qadar pada bulan Ramadhan ini dengan kesungguhan beribadah dan keikhlasan hati.



Saudaraku yang budiman, para ulama menerangkan bahwa hikmah disembunyikannya malam qadar, tidak ditegaskan malamnya, ialah supaya kita berusaha mencarinya, meningkatkan ibadah di setiap malam, membanyakkan doa semoga memperolehnya, sebagaimana yang dilakukan ulam salaf.

Saudaraku yang baik, Rasulullah SAW sengaja memperlihatkan keistimewaan yang ada pada malam kemuliaan

(lailatul qadr) yang penuh berkah itu. Karena beliau tahu bahwa dahulu pernah ada seorang lelaki bani Israil yang selama 1000 bulan selalu memakai pedang berjuang dijalan Allah. Karena umur ummatnya tidak ada yang sepanjang itu, maka Allah menurunkan surat Al-Quran yang menerangkan mengenai malam kemuliaan itu: "Sesungguhnya kami menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemulian itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh dengan kesejahteraan sampai terbit fajr" (Al Qadr 1-5).

Al Qadr berarti kemuliaan atau tempat kedudukan yang tinggi, atau dikatakan juga takdir (ketentuan) dan keduanya dianggap benar. Ia merupakan tempat menentukan segala urusan dalam setiap tahun, seperti firman Allah: "Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran pada suatu malam yang diberkati, dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah" (Ad Dukhan 3-4).

Seribu bulan lebih lamanya daripada 83 tahun (sepanjang umur manusia).

Dan melakukan ibadah pada malam itu pahalanya setara dengan melakukan ibadah sepanjang masa. Tentu saja itu merupakan kemurahan. Oleh karena itulah Rasulullah menjadi orang yang paling antusias untuk melakukannya. Demi hal itu beliau melakukan i'tikaf di masjid, seraya melepaskan diri dari segala kesibukan dunia. Beliau bersabda: "Barang siapa melakkuakn ibadah pada malam kemuliaan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni".

Suatu hal yang perlu diperhatikan mengenai keistimewaan malam kemuliaan ini ialah, bahwa Allah memuliakan segenap manusia dengan cara menurunkan cahaya petunjuk pada malam itu. Karenanya, gelap kesesatan hilang sirna. Pada malam itu Allah menghidupkan hati manusia kalau mereka mau melakukan amal-amal yang saleh. Pada malam itu turun para malaikat dan termasuk juga Jibril.

Satu lagi keistimewaan malam kemuliaan tersebut ialah, kalau peristiwa turunnya malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW membawa wahyu sudah berlalu, maka pada malam kemuliaan itu seakan-akan merupakn rekonstruksinya ataupun demi pembaharuan kesejahteraan bagi manusia. Apabila Jibril waktu itu turun dengan membawa wahyu dan syariat Islam, maka pada malam kemuliaan itu beliau turun lagi setelah mendapat izin dari Rabbnya untuk mengatur segala urusan yang berlaku setahun bagi penghuni bumi. Para malaikat pun ikut turun dengan membawa segenap kesejahteraan. Pada malam itu seolah-olah seluruh dunia tengah terjaga menjambut tanda-tanda kesejahteraan, kedamaian, kebajikan dan keselamatan.

Ini mendorong kita untuk menyuarakan kepada segenap dunia bahwa sesungguhnya agama kita dan misi atau risalah nabi kita, adalah agama dan misi kesejahteraan yang selalu diperbaharui setiap tahunnya.

Malam kemuliaan merupakan karunia yang tiada duanya. Siapapun yang sampai terlambat memanfaatkannya, maka sama halnya ia telah berlaku aniaya terhadap dirinya sendiri. Karena istrinya Aisyah ra, Rasulullah SAW pernah memberikan wasiat:
"Apabila kamu mendapati malam itu (lailatul qadr), maka bacalah do'a ini: Allahumma innaka 'afqun tuhibbul 'afwa fa'annii. (Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pengampun, Engkau suka mengampuni, maka ampunilah aku)" (HR Tarmidzi).

Do'a tersebut mencakup segala kebajikan. Masalahnya kalau orang sudah diberikan ampunan, maka jiwa dan raganya akan terpelihara. Ia pun akan dipelihara dari hisab (perhitungan amal) dan siksa, sehingga ia akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat.

Rasulullah SAW sudah menjelaskan kepada para sahabatnya mengenai tanggal dari pada malam lailatul qadr tersebut, yakni disekitar bilangan sepuluh hari yang terakhir pada bulan Ramadhan. Agaknya masalah tersebut tidak perlu diperdebatkan, karena seluruh malam yang ganjil dari sepuluh malam terakhir, terdapat hadist yang memaparkan bahwa malam itu adalah lailatul qadr. Menurut pandangan kami (Athiyah Muhammad Salim), yang tepat ialah bahwa lailatul qadr itu tidak menentu dan berpindah-pindah.

"Ya Allah, tolonglah kami untuk bisa melakukan ibadah pada malam kemuliaan. Berikan kepada kami berkat kebajikannya. Ampunilah kami. Terimalah permohonan kami agar Engkau berkenan membebaskan kami semua dari siksa neraka. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang maha mendengar dan yang maha mengabulkan do'a. Semoga shalawat dan salam sejahtera Allah senantiasa terlimpah bagi hamba dan Rasul-Nya yang mulia Muhammad SAW".

Rasulullah SAW bersabda: "Perangilah nafsu kamu dengan menahan lapar dan dahaga, karena pahalanya seperti pahala orang yang berjihad di jalan Allah dan tidak ada amalan yang disukai di sisi Allah daripada menahan lapar dan dahaga". Wallahu a'lam.

Puasa Mendidik Jiwa Untuk Siap Berjihad

Puasa termasuk sarana terbesar mendidik jiwa untuk siap berjihad.
Bahkan dalam puasa terdapat jihad menundukkan hawa nafsu berupa menyelisihi yang disuka dan keluar dari kebiasaan serta meninggalkan syahwat secara keseluruhan.

Sebagaimana juga, puasa mendidik seorang muslim untuk bersabar, tabah, tangguh menjalankan tugas, dan siap berkorban. Semua ini merupakan karakter yang dimiliki mujahid fi sabilillah yang bercita-cita agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi sementra kalimat orang-orang kafir menjadi paling rendah dan hina.

Di sana terdapat beberapa sisi dan aspek yang sama dalam akitfitas shaim (orang yang puasa) untuk mencari keridlaan Allah dan mujahid fi sabilillah. Kami mencoba sebutkan beberapa saja:

Pertama,

ketaatan kepada Allah adalah puncak niatan seorang shaim dan seorang mujahid.
Seorang muslim berpuasa dalam rangka taat kepada Allah dan melaksanakan perintah-Nya serta bentuk pembenaran terhadap firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)


Maka seorang muslim berharap agar Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu, senantiasa beharap terbebas dari neraka dan mendapat surga. Dan sungguh Allah ’Azza wa Jalla telah menjanjikan semua itu melalui lisan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Siapa yang berpuasa Ramadlan dilandasi iman dan berharap pahala, maka diampuni dosanya yang telah lalu." (Bukhari, Muslim, dan lainnya)


Dalam hadits Qudsi, Allah Ta’ala berfirman,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

"Setiap amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. . . " (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya)


Begitu juga seorang mujahid fi sabilillah.
Dia menyambut seruan Allah untuk berjihad dengan mencita-citakan kemenangan Islam atau mati syahid. Sementara balasan bagi para syuhada’ (orang-orang yang mati syahid) adalah surga. Dia juga terus mendapat rizki di sisi Allah ’Azza wa Jalla sebagaimana yang telah Allah
Tabaraka wa Ta’ala firmankan,

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki." (QS. Ali Imran: 179)


Maka cita-cita tertinggi orang yang berpuasa dan mujahid adalah berharap ridla Allah ’Azza wa Jalla dan dimasukkan ke dalam surga.

Kedua,

Ikhlas merupakan karakter sorang shaim dan mujahid
Tanda keikhlasan untuk Allah ’Azza wa Jalla sangat nampak pada diri seorang shaim saat dia berpuasa. Tanpa keikhlasan tidak ada gunanya puasa yang dikerjakannya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ’alaihi wasallam,

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ

"Berapa banyak orang yang berpuasa, hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Dan berapa banyak orang yang mendirikan ibadah di malam hari, tapi hanya mendapatkan begadang saja." (HR. Ahmad)


Begitu juga mujahid fi sabilillah, dia hanya berharap keridlaan Allah ’Azza wa Jalla dalam aktifitas jihadnya, bukan supaya dikatakan sebagai pemberani, pahlawan dan lainnya.
Karena itu, orang yang berpuasa dan berjihad wajib memiliki keimanan dan kewara’an tingkat tinggi sehingga tulus ikhlas dalam pelaksanaan puasa dan jihadnya serta tidak adanya kepentingan nafsu, pamer kemampuan, dan berbangga diri saat menjalankan keduanya.
Ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu ’alaihi wasallam,

"Ya Rasulallah, salah seorang kami ada yang berperang karena keberanian, ada yang berperang karena membela kehormatan, dan ada pula yang berperang karena riya’ (ingin dipuji orang), mana di antara mereka yang berada fi sabilillah (di jalan Allah)?

" Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menjawab,

مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

"Barangsiapa yang berperang agar kalimat Allah itu yang paling tinggi, maka dialah yang berperang di jalan Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)


Ikhlas menjadi rukun pokok dalam amal seorang shaim dan mujahid. Tanpa ikhlas, maka puasa dan jihad keduanya tidak akan diterima.

Ketiga,

Sabar adalah karakter seorang shaim dan mujahid
Puasa menuntut diri agar sabar dalam lapar dan haus serta tidak menuruti syahwat sehingga akan menguatkan diri terhadap kelemahan dan meneguhkannya dari berbagai tekanan. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, "Berpuasalah pada bulan sabar dan tiga hari dalam setiap bulan, maka dia akan menghilangkan kejahatan hati."
(HR. Al-Bazzar dan Thabrani)

Kita juga akan mendapati seorang mujahid fi sabillah bersabar dalam waktu cukup lama dalam menghadapi musuh tanpa makanan dan minuman.
Maka seolah-olah puasa itu mendidik seorang muslim untuk bersabar dan tangguh menghadapi cobaan sehingga nantinya ketika datang kesempatan jihad dia menjadi orang yang telah sangat siap.
Kita juga akan mendapati seorang mujahid fi sabillah bersabar dalam waktu cukup lama dalam menghadapi musuh tanpa makanan dan minuman.
Maka seolah-olah puasa itu mendidik seorang muslim untuk bersabar dan tangguh menghadapi cobaan sehingga nantinya ketika datang kesempatan jihad dia menjadi orang yang telah sangat siap.
Sabar merupakan senjata orang berpuasa dan mujahid, dengannya nanti akan mendapatkan pahala yang tidak terkira. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Al-Zumar: 10)


Keempat,

semangat berkorban merupakan karaktristik seorang shaim dan mujahid
Seorang shaim mengorbankan makan dan minumnya serta dorongan nafsunya, bahkan juga hartanya ketika mengeluarkan zakat fitrah dan shadaqah-shadaqah sunnah untuk berharap pahala dari Allah ’Azza wa Jalla. Dalam hal ini banyak hadits yang menyitirnya, di antaranya sabda Nabi shallallahu ’alaihi wasallam,

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

“Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti.
Puasa akan berkata,’Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya’.
Dan Al-Qur’an pula berkata,’Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya.’ Beliau bersabda, ‘Maka syafaat keduanya diperkenankan’.”
(HR. Ahmad, Hakim, Thabrani, periwayatnya shahih sebagaimana dikatakan oleh Al Haytsami dalam Mujma’ul Zawaid)


Saat berpuasa, ada pengorbanan dengan hal-hal yang disuka oleh jiwa dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah ’Azza wa Jalla. Begitu juga mujahid, dia mengorbankan jiwa dan hartanya untuk Allah ’Azza wa Jalla untuk membenarkan firman Allah ’Azza wa Jalla,

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka." (QS. Al-Taubah: 111)


Sebagaimana yang telah disebutkan, mujahid juga mengorbankan makanan, minuman, harta, anak-anak untuk berjihad di jalan Allah. Karenanya Rasulullah memperingatkan kita melalui sabdanya,

مَنْ لَمْ يَغْزُ أَوْ يُجَهِّزْ غَازِيًا أَوْ يَخْلُفْ غَازِيًا فِي أَهْلِهِ بِخَيْرٍ أَصَابَهُ اللَّهُ بِقَارِعَةٍ قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

"Siapa yang tidak berperang, atau tidak mempersiapkan keperluan orang yang berperang, atau tidak pula mengurusi keluarga orang yang berperang dengan baik, maka Allah akan menimpakan bencana sebelum hari kiamat."
(HR. Abu Dawud dan Syaikh Al-Albani menghassankannya dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Dawud, no. 2503)
Siapa yang tidak sanggup mengalahkan hawa nafsunya, maka dia tidak akan bisa mengalahkan musuhnya.

Beliau juga bersabda yang lain,

جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ

“Berjihadlah terhadap orang-orang musyrik dengan harta, jiwa, dan lisan kalian.” (HR. Ahmad, al-Nasai, Ibnu Hibban, dan al-Hakim.
Dishahihan Al-albani dalam Misyah al-Mashabih no. 3821)
Mengorbankan jiwa, harta, makanan, minuman, dan syahwat termasuk sifat pokok (karakter) yang dimiliki oleh shaim dan mujahid fi sabilillah yang merupakan asas kemenangan atas hawa nafsu dan musuh-musuh Islam. Siapa yang tidak sanggup mengalahkan hawa nafsunya, maka dia tidak akan bisa mengalahkan musuhnya

Tuesday, August 24, 2010

CONTOH FORMAT FOLIO KERJAYA


CONTOH FORMAT FOLIO KERJAYA -

Thursday, August 19, 2010

PERKHIDMATAN BAS..!!


PERHATIAN

Kepada semua pelajar Kolej Sri Rajang
yang ingin menggunakan perkhidmatan bas UPM untuk ke lapangan terbang
sempena cuti hari raya,
sila maklumkan maklumat penerbangan anda di Pejabat Am Kolej Sri Rajang
bermula pada 19 Ogos 2010 sehingga 26 Ogos 2010.
Perkhidmatan bas ini disediakan bermula pada 4 September 2010 sehingga 9 September 2010.

Sekian, terima kasih...=)

Wednesday, August 18, 2010

MAJLIS BERBUKA PUASA BERSAMA PELAJAR



Assalamualaikum Wrt. Wbt..
Sukacita dimaklumkan bahawa atas sumbangan kaum muslimin & muslimat (staf UPMKB dan orang luar) yang pemurah, maka pihak Jawatankuasa Pusat Islam, FSPM, UPMKB ingin memaklumkan bahawa Majlis Berbuka Puasa (Makanan Berat) akan diadakan di Pusat Islam UPMKB setiap hari mulai 18 Ogos 2010 (Rabu) sehingga 24 Ogos 2010 (Selasa).
Semua staf dan pelajar UPMKB dijemput untuk sama-sama berbuka puasa di Pusat Islam UPMKB pada hari-hari tersebut. Maklumat akan dikemaskini dari semasa ke semasa mengenai Majlis Berbuka Puasa bagi hari-hari seterusnya.
Sekian, harap maklum.

puan Najihah binti Abdul Mutalib
timbalan pengerusi
J/K Pusat Islam, FSPM, UPMKB Sarawak.


Monday, August 16, 2010

Adab berpuasa dan solat terawikh


Setiap orang yang mengerjakan puasa perlu mematuhi beberapa peraturan dan adab yang boleh menyempurnakan ibadah tersebut. Antara yang terpenting adalah:

1. Menjaga lidah daripada berdusta, mengumpat dan mencampuri urusan orang lain yang tiada kena-mengena dengannya

2. Memelihara mata dan telinga daripada melihat dan mendengar perkara yang dilarang oleh syarak dan yang sia-sia

3. Mengawal perut daripada merasai makanan dan minuman yang haram atau yang mengandungi unsur syubhat terutama ketika berbuka dan berusaha sedaya mungkin untuk menghasilkan pemakanan yang halal lagi bersih.

Ulama silam pernah berpesan: “Apabila kamu berpuasa maka perhatikanlah apa yang akan dijadikan makanan berbukamu dan di manakah kamu akan berbuka?” Ia adalah panduan yang terbaik bagi mengawasi diri daripada terjebak dengan unsur-unsur makanan yang tidak halal

4. Berusaha menjaga kesemua pancaindera dan anggota tubuh badan daripada mendekati atau melakukan maksiat dan perkara yang sia-sia. Dengan demikian ibadah puasanya akan suci dan sempurna. Terdapat ramai yang memenatkan diri dengan berlapar dan berdahaga, membiarkan diri terdorong kepada perlakuan dosa dan noda, kerana itu puasanya rosak binasa dan keletihannya tidaklah berbaloi sebagaimana maksud sabda Rasulullah s.a.w.: Ramai yang berpuasa tidak mendapat ganjaran daripada puasanya melainkan lapar dan dahaga.

(Riwayat an-Nasaei)

Meninggalkan maksiat menjadi kewajipan kepada seluruh orang Islam sama ada mereka sedang berpuasa atau tidak. Apatah lagi bagi yang berpuasa, ia lebih dituntut dan diwajibkan. Sabda Rasulullah, Puasa itu adalah ‘perisai', sekiranya seseorang daripada kalangan kamu sedang berpuasa janganlah dia bercakap kotor, melakukan keburukan dan berbuat bodoh. Jika ada orang lain yang mengejinya atau cuba memeranginya maka hendaklah dia katakan kepada orang itu: “Saya sedang berpuasa.” (Riwayat Bukhari dan Muslim);

5. Jangan membanyakkan tidur pada siang harinya dan makan pada malamnya, bahkan bersederhanalah pada kedua-duanya bagi menyelami kejerihan lapar dan dahaga. Dengan demikian sanubarinya terkawal, keinginan nafsunya kurang dan hatinya ceria. Itulah rahsia dan intipati puasa yang perlu dicapai

6. Jauhkan diri daripada mengikut dorongan nafsu ketika berbuka dengan beraneka jenis makanan yang lazat-lazat. Sebaik-baiknya adat makannya sama sahaja pada bulan puasa dan bulan-bulan yang lain. Penggemblengan diri dalam mengurangkan tuntutan jasmani dan keinginan perasaan memberikan kesan yang positif terhadap kecerahan hati nurani yang amat dituntut terutama pada bulan Ramadan.

Mereka yang menjadikan keinginan nafsu perut sebagai tunggangan akal ketika berbuka yang menyalahi kebiasaan pada bulan-bulan lain sebenarnya terpedaya dengan pujukan iblis. Rayuannya bertujuan menghilangkan barakah (berkat) ibadah puasa mereka, nikmat limpahan ketenangan daripada Allah s.w.t., kekhusyukan diri ketika bermunajat dan berzikir kepada-Nya.

Kenyang

Sepatutnya orang yang berpuasa mengurangkan kadar pemakanannya sehingga terserlah kesan puasa itu kepada dirinya. Kekenyangan adalah punca kelalaian, kealpaan, keras hati dan malas untuk taat kepada Allah s.w.t..

Sabdanya: Takungan jelek yang dipenuhkan oleh manusia adalah kantong perutnya, memadailah baginya beberapa suapan yang dapat meneguhkan tulang belakangnya. Jika dia enggan maka berikanlah sepertiga (bahagian perutnya) untuk makanan, sepertiga kedua untuk minuman dan sepertiga terakhir bagi pernafasannya. (Riwayat Ahmad dan at-Tarmizi)

Terdapat ulama yang mengungkapkan kata-kata berikut: “Sekiranya perutmu kenyang anggota-anggota lain akan lapar (akan menurut turutan nafsu) tetapi sekiranya perutmu lapar kesemua anggotamu akan kenyang.”

As-Salaf as-Soleh (mereka yang terdahulu) mengurangkan perkara kebiasaan dan dorongan diri serta memperbanyakkan amal ibadat pada bulan Ramadan secara khusus bahkan itulah adat mereka sepanjang masa;

7. Tidak menyibukkan diri dengan urusan duniawi pada bulan Ramadan, bahkan mengambil kesempatan bagi beribadat kepada Allah dan mengingati-Nya sebaik mungkin. Justeru, dia tidak melakukan perkara duniawi melainkan sekadar keperluan hariannya atau kepada mereka yang berada di bawah tanggungannya. Demikian yang selayaknya dilakukan pada bulan Ramadhan yang mulia ini sama seperti pada hari Jumaat yang sepatutnya dikhususkan bagi amalan akhirat;

8. Mempraktikkan amalan sunah seperti segera berbuka apabila masuk waktunya, berbuka dengan buah tamar (kurma) dan jika ia tiada memadailah dengan segelas air serta melambatkan makan sahur.

Nabi s.a.w. berbuka dahulu sebelum Baginda mengerjakan solat Maghrib. Sabda baginda: Umatku sentiasa berada dalam keadaan baik (berkat) selama mana mereka mempercepatkan berbuka (apabila masuk waktunya) dan melambatkan makan sahur. (Riwayat Bukhari dan Muslim);

9. Menyediakan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa sekalipun dengan beberapa biji tamar atau segelas air. Sabda baginda s.a.w.: Sesiapa yang menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa baginya ganjaran seumpama pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya (orang yang berpuasa).

(Riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah)

10. Memenuhi malamnya dengan amalan sunat seperti solat terawih, witir dan sebagainya.

Adalah dinasihatkan kepada para imam supaya tidak mempercepatkan solat terawihnya seperti mana amalan kebiasaan di masjid dan surau.

Perbuatan tersebut menjejaskan mutu ibadat solat tersebut kerana meninggalkan ‘wajib-wajib' solat seperti meninggalkan tomakninah semasa rukuk dan sujud, mencacatkan bacaan al-Fatihah sebagaimana sepatutnya lantaran ingin kecepatan dalam mengejar waktu sehingga menyebabkan makmum di belakang tertinggal rukun-rukun penting dalam solatnya. Amalan terawih seperti itu adalah tidak sempurna dan berkurangan pahalanya.

Oleh itu berwaspadalah terhadap cara demikian dengan kembali mengamalkan ibadah solat seperti waktu-waktu lain, menyempurnakan kiam, bacaan al-Fatihah, rukuk, sujud, khusyuk, hadir hati dan semua peradaban solat dan rukunnya.

Bagi makmum pula disyorkan supaya sentiasa bersama imamnya sepanjang solat terawih itu sehinggalah selesai sama ada 20 rakaat ataupun lapan rakaat. Sabda Rasulullah s.a.w., Apabila seseorang menunaikan solat bersama imamnya sehinggalah imam itu (selesai dan) beredar, dikirakan untuknya (makmum) pahala kiam semalaman. (Riwayat an-Nasaei)

Monday, August 9, 2010

Kelebihan Ramadhan

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mempunyai banyak kelebihan. Kedatangannya selepas dua bulan yang juga tidak kurang keistimewaannya iaitu Rejab dan Sya'ban. Bagi tujuan menyuburkan rasa tanggungjawab dan rasa ingin menambahkan ibadat kepada Allah sepanjang Ramadhan ini, di sini dibawa beberapa hadis yang menceritakan mengenai kelebihannya.


1. Abu Hurairah menyatakan : Telah bersabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : Apabila telah tibanya Ramadhan, dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup segala pintu neraka dan diikat segala syaitan. -Hadis dikeluarkan oleh imam Bukhari, Muslim, Nasai'e, Ahmad dan Baihaqi-


2. Daripada Abu Hurairah daripada Rasulullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud :Sesiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan nescaya akan diampuninya segala dosanya yang telah lalu. - Diriwayat oleh imam Nasai'e, Ibn majah, Ibn Habban dan Baihaqi-


3. Abu Hurairah telah berkata : Aku telah mendengar Rasulullah S.A.W bersabda tentang Ramadhan yang bermaksud : Sesiapa yang mendirikannya(Ramadhan) penuh keimanan dan keikhlasan diampunkan baginya apa dosanya yang telah lalu. - Hadis riwayat Bukhari, Muslim, Tarmizi, Abu Daud, Nasai'e,Malik,Ahmad dan Baihaqi-


4. Daripada Abu Hurairah telah berkata: Rasullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud : Sembahyang yang difardhukan kepada sembahyang yang sebelumnya merupakan penebus apa antara keduanya, dan Jumaat kepada Jumaat yang sebelumnya merupakan penebus apa antara keduanya, dan bulan kepada bulan(iaitu Ramadhan) merupakan kaffarah apa antara keduanya melainkan tiga golongan : Syirik kepada Allah, meninggalkan sunnah dan perjanjian (dilanggar). Telah berkata Abu Hurairah : Maka aku tahu perkara itu akan berlaku, maka aku bertanya: Wahai Rasulullah! adapun syirik dengan Allah telah kami tahu, maka apakah perjanjian dan meninggalkan sunnah? Baginda S.A.W bersabda : Adapun perjanjian maka engkau membuat perjanjian dengan seorang lain dengan sumpah kemudian engkau melanggarinya maka engkau membunuhnya dengan pedang engkau, manakala meninggal sunnah maka keluar daripada jamaah(Islam).-Hadis riwayat Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi-


5. Daripada Abi Soleh Az-zayyat bahawa dia telah mendengar Abu Hurairah berkata: Rassullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud : Setiap amalan anak Adam baginya melainklan puasa maka ia untukKu dan Aku akan membalasnya. Dan puasa adalah perisai, maka apabila seseorang berada pada hari puasa maka dia dilarang menghampiri(bercumbu) pada hari itu dan tidak meninggikan suara.Sekiranya dia dihina atau diserang maka dia berkata : Sesungguhnya aku berpuasa demi Tuhan yang mana diri nabi Muhammad ditanganNya maka perubahan bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari qiamat daripada bau kasturi, dan bagi orang berpuasa dua kegembiraan yang mana dia bergembira dengan keduanya apabila berbuka dia bergembira dengan waktu berbukanya dan apabila bertemu Tuhannya dia gembira dengan puasanya. -Hadis riwayat imam Bukhari, Muslim, Nasai'e, Ahmad, Ibn Khuzaimah, Ibn Habban dan Baihaqi-


PENERANGAN HADIS

1. Semua hadis menceritakan betapa besarnya kelebihan bulan Ramadhan untuk kita sama-sama menghidupkannya dengan segala amalan sunnah.


2. Pintu syurga dibuka sepanjang Ramadhan, manakala pintu neraka pula ditutup. Ini menggambarkan bagaimana Allah begitu mengasihani hambaNya yang taat beribadat dan menurut segala perintahNya.


3. Syaitan diikat sepanjang bulan Ramadhan agar kita dapat menunaikan segala ibadat dengan penuh keikhlasan. Tetapi kita perlu ingat bahawa kawan syaitan yang berada pada diri kita iaitu nafsu akan menggantikan tugas syaitan jika kita lalai.


4. Pentingnya keikhlasan dan keimanan kita dalam menunaikan ibadat.


5. Puasa mampu menjadi perisai diri daripada terjebak ke lembah maksiat, begitu juga ia mampu menghapuskan segala dosa-dosa yang lepas jika kita benar-benar bertaubat.


6. Kita mesti menghidupkan sunnah yang mana yang paling besar ialah berada dalam jemaah Islam terutama di dalam mengembalikan semula khilafah Islamiah yang telah lama dihancurkan iaitu pada 1924.


7. Jauhkan daripada syirik pada Allah sama ada berbentuk perbuatan, niat ataupun percakapan. Kita mesti mematuhi segala perjanjian yang dibuat selagi tidak melanggar hukum syarak.


8. Kita mesti berpuasa pada semua anggota bukannya pada makan dan minum sahaja.


9. Bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada bauan kasturi.


10. Orang berpuasa akan mengecapi dua kegembiraan iaitu ketika berbuka dan apabila bertemu Allah kelak.


11. Di dalam menunaikan ibadat puasa kita mesti banyak bersabar dan jangan suka berbual kosong apatah meninggikan suara apabila bercakap.


Biografi

1. Kitab Fadhailul Awqat oleh imam Al-Baihaqi,ditahqiq oleh Adnan Abdul Rahman MajidAl-Qaisi,Maktabah Al-Mnarah,Makkah.

2. Fathul Bari syarah sohih Bukhari oleh Ibn Hajar Al-'Asqalani

3. Syarah sohih Muslim oleh imam An-Nawawi.

SELAMAT MENYAMBUT BULAN RAMADHAN,

Salam Ramadhan dari,

MTM 2009/2010

PENGUMUMAN RAMADHAN



Assalamualaikum dan Salam Sejahtera

Tuan/puan,

Meraikan Keberkatan Ramadhan

Sukacita dimaklumkan bahawa dengan kedatangan bulan Ramadhan 1431H, pihak Jawatankuasa Pusat Islam UPMKB telah merangka beberapa aktiviti untuk dilaksanakan sepanjang bulan ini iaitu;

i)Majlis Berbuka Puasa dan moreh,
ii)Solat sunat tarawih
iii)Tazkirah Ramadhan
iv)Tadarus al-Quran

Sehubungan itu, tuap/puan/ muslimin dan muslimat dialu-alukan untuk sama-sama memberi sumbangan bagi menjayakan aktiviti Ihya' Ramadhan 1431H. Semoga sumbangan yang diberikan akan mendapat ganjaran yang berlipat ganda daripada Allah S.W.T.

Sebarang pertanyaan boleh berhubung dengan Penyelaras, Dr. Mohd Hanafi Idris (5225) atau Bendahari, Puan Zaida Mirad (5479).
Sekian. Terima kasih
Pn Salmah Omar

Monday, August 2, 2010

TAKLIMAT PENERANGAN TABUNG & PEMBUKAAN KAUNTER ASMI

Assalamualaikum Dan salam sejahtera,
Dimaklumkan bahawa, ASM Investment Services Berhad, anak syarikat Amanah Saham Mara Berhad yang dimiliki sempenuhnya oleh MARA akan mengadakan sesi taklimat penerangan tabung kepada staf UPMKB seperti butiran berikut:
Tarikh : 5 Ogos 2010 (Khamis)
Masa : 8.00 - 9.00 pagi
Tempat : Dewan Taklimat, Bangunan Pentadbiran
Disamping itu, ASM Investment juga akan akan mengadakan pembukaan kaunter ASM bermula jam 9.00 pagi - 12.00 tengahari.
Sedikit maklumat mengenai ASM:
1. Tawaran perlindungan insuran PERCUMA sehingga RM200,000.00 kepada bakal pelabur.
2. Tawaran faedah-faedah pelaburan seperti dividen tahunan, perkembangan modal Dan faedah pertukaran tabung yang ditawarkan oleh ASM.
3. Pelaburan boleh dikeluarkan pada bila-bila masa Dan terbuka kepada semua kaum untuk melabur.
Sehubungan itu, tuan/puan dijemput untuk hadir ke taklimat seperti di atas. Kehadiran tuan/puan didahului dengan ucapan terima kasih.
Sekian, harap maklum.
b.p. Pemangku Ketua Pentadbiran
Lilytahnani Binti Rijela
Setiausaha Pejabat
Pejabat Pentadbiran
Fakulti Sains Pertanian dan Makanan
UPMKB
Tel : 086-855207
Fax : 086-855260

Majlis Tertinggi Mahasiswa - Kolej Sri Rajang's Fan Box